Halo, Tuan. Masih
ingatkah kau tentang Bulan Juni tahun lalu?? Bagiku itu adalah bulan yang
sangat penting. Tapi entah bagimu, apa kau juga menganggap itu penting atau
bahkan tidak sama sekali…hanya kau yang tau jawabannya.
Sungguh, kita sangat
nyaman dengan ketidakjelasan seperti ini. Dulu, dulu sekali, satu tahun yang
lalu, kedekatan kita adalah hal yang tak ingin aku sia-siakan. Bisakah manusia
kecil seperti aku melawan kehendak Tuhan? Aku tidak sekuat itu. Perpisahan
kita, yang terjadi tanpa dugaanku sebelumnya, tiba-tiba saja hadir. Kita, yang
dulu adalah kutub selatan juga utara, yang saling tarik-menarik dan berdekatan,
tak lagi punya alasan untuk berjalan sama-sama.
Tuan, aku sungguh tak
percaya, hubungan kita yang berjalan singkat ternyata masih begitu melekat
dalam ingatanku. Aku juga tak paham, mengapa sosokmu yang sempat begitu akrab
di otakku telah berubah menjadi sosok yang tak lagi kukenal. Memang tidak ada
kata pisah. Tidak juga ada ajakan untuk menyatukan aku dan kamu menjadi kita.
Tapi, segalanya yang telah kulakukan bersamamu membawa kejutan dan kenangan
tersendiri bagiku, entah bagimu.
Bolehkah aku bercerita
tentang awal pertemuan kita? Mungkin, jika kamu menyempatkan diri untuk
membaca, kamu akan bosan mendengar ceritaku. Pertemuan kita diawali dari sapaan
terpendek di dunia, “Hai.” Cukup tiga huruf, dan itulah awal sederhana yang
mengubah hidupku dan hidupmu. Sapa yang kaulayangkan dari chat facebook
juga sms itu menjadi awal dari segalanya. Sapaan iseng itu mengantarkan kita
pada satu titik, titik ternyaman saat kita saling berkenalan. Aku mengetahuimu.
Kamu juga mengetahuiku. Meskipun semua hanya maya, meskipun tak nyata, meskipun
hanya lewat tulisan; kamu berbeda dan aku suka.
Aku tau kamu gigih dan
selalu berjuang untuk yang ingin kauperjuangkan, tapi entah mengapa kau tidak
memperjuangkanku? Apa aku tak layak untuk diperjuangkan? Sudahlah, lupakan!
Semua sudah lewat dan pertemuan kita harusnya bukan menjadi hal yang harus
kusesali. Aku masih mengingat tentangmu. Semua tentang dirimu.
Tuan, sudah satu tahun, Bulan
Juni 2012 memang sudah terlewat. Aku juga sudah berubah, kamu juga sudah pasti
berubah. Kenangan kita, hari-hari kita, segala yang terjadi di antara kita
pasti sudah berubah. Kamu mungkin sudah melupakanku, melupakan setiap detail
diriku yang pernah kuperlihatkan padamu. Segalanya pasti sudah berubah. Tapi,
kenangan tetap sama, meskipun orang-orang yang mengingatnya tak lagi sama.
Dulu, kita masih SMP.
Sekarang aku dan kamu sudah merasakan bangku SMA. Dulu, kita begitu dekat.
Sekarang, kita bahkan tak saling kenal. Logiskah jika kamu yang bahkan tak
menganggap diriku bisa menyita perhatianku hingga sejauh ini?
Tuan, maafkan aku jika
aku masih mengingatmu, masih ingin bercerita tentangmu, dan masih mengingat
yang terjadi sewaktu kita masih bersama. Aku tahu ini semua salah, tapi
menurutku bercerita tentangmu bukanlah hal yang salah.
Tiba-tiba, aku merindukanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar